Rusuh Sumbawa, Pengungsi Masih Terus Mengalir

ANTARA/Syaiful Arif
TEMPO.CO, Sumbawa Besar - Warga yang menjadi korban kerusuhan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih terus mengalir dari berbagai lokasi, seperti Kecamatan Lunyuk, Kecamatan Utan, dan Kecamatan Alas Barat.

Selain di Markas Kodim, mereka ditampung di Markas Brimob Detasemen A Sumbawa, Markas TNI Kompi C, serta Markas Polres Sumbawa. ”Kami terus berjaga-jaga karena pengungsi terus berdatangan,” kata seorang polisi yang bertugas di Markas Polres Sumbawa kepada Tempo, Rabu siang, 23 Januari 2013.

Putu Anggreani, 39 tahun, yang mengungsi bersama tiga anaknya di Markas Polres Sumbawa mengatakan rumah tokonya di Jalan Manggis, Kelurahan Uma Sima, rata dengan tanah. “Kami takut sekali melihat api yang dengan cepat menghanguskan rumah di sana,” ujarnya.

Menurut Anggreani, rumah yang berada satu deretan dengan rukonya tidak satu pun yang terhindar dari kobaran api. Ketika api berkecamuk, ratusan warga yang melakukan penyerangan menjarah barang-barang dagangannya.

Pengurus Parishada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sumbawa,Wayan Suardika, mengatakan pihaknya telah mengirimkan enam unit bus untuk mengangkut para pengungsi ke tempat penampungan. Selain ditampung di tempat pengungsian, ada pula yang dijemput pihak keluarganya di Bali.

Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir, menyesalkan terjadinya kerusuhan massa tersebut. Apalagi karena dipicu oleh isu yang tidak benar. Badrul pun mengaku merasa aneh karena massa bisa bertindak anarkistis. Sebab, di Sumbawa tidak pernah ada permusuhan antara warga yang berbeda etnis, suku, maupun agama. ”Boleh saja memprotes, tapi jangan sampai membakar,” ucapnya.

AKHYAR M NUR

http://www.tempo.co/read/news/2013/01/23/058456483
Previous
Next Post »
Thanks for your comment