Komunikasi Interpersonal

Andik Matulessy

Diberikan dalam LKMM FISIP UNTAG Surabaya, 1 Juni 2002



INTERPERSONAL RELATIONSHIP

Salah satu sifat dasar manusia adalah sebagai mahluk sosial selain sebagai mahluk individual. Oleh karena itu manusia selalu mencari orang lain untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi ini bisa dalam wujud sahabat, teman, kekasih atau dalam bentuk lainnya. Dorongan berteman sebagian disebabkan oleh faktor biologis, yakni manusia tergolong jenis yang membutuhkan kawan (Wright, 1989), sebagaimana juga halnya jenis hewan primata lain seperti simpanse dan kera (De Waal,1989). Namun demikian ada perbedaan mendasar pertemanan antara primata dengan manusia, karena manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam berteman. Crouse & Mehrabian (1977) menemukan bahwa laki-laki yang percaya diri mempunyai dorongan yang lebih tinggi untuk berteman daripada yang kurang percaya diri. Hal ini berkaitan dengan ketrampilan sosial masing-masing orang, karena penelitian Reismann (1984) menemukan bahwa orang yang harga dirinya rendah memiliki ketrampilan sosial yang rendah pula.

Namun demikian ada sifat-sifat tertentu dari manusia yang melakukan pengabaian kognitif (cognitive disregard) dalam pertemanan, sebagai contoh :

1. Anak muda akan dengan sendirinya mengabaikan bapaknya, atau anak laki-laki mengabaikan perempuan yang wajahnya tidak menarik (Rodin, 1987)
2. Orang yang terlalu gendut lebih diabaikan daripada yang bertubuh atletis (Ryckman dkk, 1989). Hal ini dipertajam dengan eksperimen Mc Farlan (1990) dengan menggunakan media percakapan telepon.
3. Frank & Gilovich (1988) menemukan bahwa warna hitam lebih agresif dan lebih banyak melakukan pelanggaran dalam pertandingan football dan hockey daripada yang berseragam putih.
4. Pria dan wanita ditemukan lebih tertarik dengan lawan jenis yang cantik atau tampan daripada yang kurang cantik atau tampan (Cash & Killculen, 1985; Hatfield & Sprecher, 1986). Hal ini karena kecantikan & ketampanan diasosiasikan dengan sifat baik hati, cerdas, pandai bergaul, sukses, mandiri, mudah menyesuaikan diri, dsb, sedang yang jelek diasosiasikan dengan sifat-sifat yang sebaliknya (Dion&Dion, 1987; Moore, Graziano & Miller, 1987).
5. Orang dewasa lebih tertarik pada bayi yang montok (dianggap lucu, pintar, ramah) (Karraker, Vogel & Evans, 1987). Bahkan bayi sendiri lebih menyukai orang dewasa yang menarik daripada yang jelek (Langlois, Roggman, Rieser-Danner, 1990).
6. Wanita lebih menyukai pria karena sifatnya, sedang laki-laki menyukai wanita karena penampilannya (Russel, 1930).
7. Ada kecebderungan orang untuk memilih teman dekat yang ketampanan atau kecantikannya lebih kurang sama (matching hypothesis) ( Berscheid dkk, 1971).

Namun demikian sebagai catatan ukuran kecantikan atau ketampanan bagi setiap etnis/ bangsa sangat bervariasi .

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi pribadi merupakan hal mutlak dalam sebuah interaksi sosial, artinya tanpa komunikasi suatu interaksi sosial sulit dilakukan dan bahkan akan menimbulkan kesalahpahaman satu dengan yang lain. Menurut Hartley (1993) ada 3 jenis komunikasi, yakni komunikasi antara individu dengan individu, antara individu dengan massa, serta antara kelompok dan massa. Dari berbagai jenis komunikasi maka komunikasi tatap muka merupakan cara komunikasi yang paling lengkap karena mengandung berbagai faktor psikologis, karena :

1. Dalam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dilajankan oleh masing-masing pihak. Dalam menjalankan peran tersebut diperlukan saling terbuka dan saling suka agar komunikasi antar pribadi bisa terjalin.
2. Dalam komunikasi tatap muka ada hubungan dua arah untuk saling bertukar pesan, tapi yang lebih penting bukan isi pesannya tapi arti dari pesan itu sendiri. Kriteria dimengertinya pesan adalah dari kepuasan dan saling pengertian yang didapatkan masing-masing pihak (Foppa, 1995).

Selanjutnya menurut Kris Cole (1993) ada 6 dasar komunikasi yakni : a).segala yang kita lakukan adalah komunikasi, b). cara pesan disampaikan selalu mempengaruhi bagaimana pesan tersebut diterima, c). komunikasi yang sebenarnya adalah pesan yang diterima, bukan yang diharpkan untuk diterima, d). cara memulai pesan seringkali menentukan hasil komunikasi, e). komunikasi merupakan jalan 2 arah, kita harus memberi tidak hanya menerima, f). komunikasi adalah tarian.

Dasar komunikasi harus selalu diperhatikan, karena kegagalan komikasi akan menyebabkan : kegagalan berusaha, kehilangan niat baik, menurunkan citra organisasi, tidur berkurang, antusiasme berkurang, kesalahan, ketidaefektifan, produktivitas berkurang, harga diri & kepercayaan diri menurun, frustasi, permusuhan, moral yang rendah, kreativitas berkurang, semangat tim berkurang, ketidakhadiran, dsb.

Jadi bagamanapun juga perlu berbagai latihan berkomunikasi agar hubungan interpersonal berjalan seperti yang kita harapkan.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment